3 Hari Ekspedisi Gunung Ungaran

Sekedar sharing aja, ini merupakan pendakian pertamaku bersama STR crew..hehehe…
Jadi gini……opo yo? Maaf sedikit lupa2 ingat sih…..

Yah ini dulu aja kali y, pendakian ini q lakukan bersama temen2 STR 17 dan 1 orng senero dan 1 orang temennya senero… hahaha, nama2nya disebutin y, STR17 cuma 4 orang yaitu Aku, Dini, Riska n Boni, sebagai penunjuk jalan (bahasa kerenne Leader lah) mas Gemboer/Yoga, berhubung mas Gemboer lengannya lagi di platina n ngak bisa bawa carrier, terpaksalah dia mengorbankan temennya yang bernama mas Cahyo untuk membawa perlengkapan lengkapnya,,, o ya gimana y kabarnya mas Cahyo, udah ngak ketemu lagi ne…..

Walah mah perkenalan……

Lanjut . . . . .

Hari Pertama

Perjalann ini diawali dari kota wates, y iyalah masak dari hongkong….dari wates naek Bus sampe gamping, trus lanjut naek bus jurusan Jogja-Semarang dan turun di kota Ungaran, dah hampir maghrib ne sampe sana… untung aja masih ada angkot jurusan pasar Jimbaran,

Di pasar, kita shoping2 n makan2 dulu ya….ckckck, ada yang makan nasi ayam, nasgor, nasi telur dsb…jagn ngiler ya….. lanjut… qt beli logistic, ngak tanggung2 Qt beli satu karung Kripik Telo (ra ngapusi ki), muntah2 ra koe. . .dari pasar sampe perbatasan desa, Qt Ng*j*k, pendaki kok Ng*j*k yo.. rapopo lah, kan jalannya lumayan jauh e, dah malem lagi + niatnya kan have fun…ckckckck

Habis Ng*j*k nah perjalan berlanjut Jalan kaki, namanya juga Ndaki, masak Ng*j*k terus…ya to…Qt menyusuri jalan berbatu, nanjak pula. . .sekitar 45menit, sampe lah di rumah terakhir di desa tsb dan satu2nya rumah yang ada di kaki bukit, sebenarny mau mampir cz ada senero yang kenal ma penghuni rumah itu, tapi krn dah malam, ngak enak hati lah ma bapaknya,

lanjut…. Perjalan berlanjut menyusuri kebun mawar, tapi berhubung melem2 jadi ngak begitu kelihatan deh….bintang2 bersinar cerah saat itu, ditengah kebun mawar berhenti sejenak melihat indahnya malam bertabur bintang2, sateli, bulan dsb, pemandangan dibawah juga tak kalah indahnya, kota Ungaran bersinar terang,,,siip lah pokok e….

Lanjut lagi ya….menyusuri kebun mawar, akhirnya kita sampe di Pos(sebutlah Pos 1 lah), karena mata sudah larut dan malam sudah ngantuk,jadi salah to nulisnya….Qt ngecamp disini aja deh, , saatnya masak dan makan2 KripiX Telo, karena sudah Bosen makan, saatnya kita Bobo’, , ,jangan berisik y….waduh perlu selimut ne,,, ademnya ngak nguatin……dingin dingin Atos ki, lha kan beralaskan Terpal,,, hahaha, walaupun ngak bisa tidur, tapi dianggap tetep tidur y…

Hari kedua,,

Eh ternyata udah Pagi, , walaupun dingin tetep keluar tenda buat liat Sunrise, indahnya sunrise pagi itu. . . .tidak lupa kita masak2 lagi dan Setor ke WC, lumayan ada WC nya lho di pos 1 ini….walah mah cerita WC….ckckckc

Setelah sunrise berlalu qt berbenah diri, untuk melanjutkan perjalanan, beresin tenda, beresin keripik,,,, keripik keripik lagi ya, bosen y, pokonya perjalan kita penuh dengan keripik…. hahahha

Dari pos 1 qt lanjut menyusuri lereng gunung, jalannya datar , ngak banyak tanjakan, asoi lah, ,menyusuri hutan pinus yang cukup lebat, di kiri terdapat parit n di kanannya jurang,, klo haus tinggal minum aja di parit..ckckck. . . .sekitar 2,5 jam kita menyusuri lereng gunung ini…..trus sampe juga di perbatasan hutan dan perkebunan kopi…tapi ngak sempet Ngopi Joss ki…hahaha.

Trus qt berhenti di sebuah kolam renang, aneh kan, digunung kok ada kolam renang, hahahaha, ngak usah dibahas y,, lumayan enak buat tidur2an disitu..hahahha

Ndak ketiduran, qt lanjut perjalanan, menyusuri kebun kopi yang sudah siap panen,,,,berrrr,,,,,,,,,

Waooooooooooooooooooooooooooo

Kebun Teh yang hijau terhampar luas , Uapik tenan pokok e, sulit diungkapkan dgn kata2, pokok e meh podo sama tempat shooting pilm my heart….ckckck

Kita turun menyusuri kebun teh menuju Desa Candi (Base Camp Biyung), wah jadi kangen ma basecamp tsb e..hiks hiks….

Sesampainya di base camp kita disambut keramahan penduduk sekitar, disuguh teh asli gunung ungaran, rasanya mak Nyus…..di desa qt maen2 lah dan mandi tentunya biar seger…

Di desa Candi ini terdapat banyak sekali situs peninggalan kerajaan2 jaman dulu, banyak patung2, kuburan seperti candi,,, keren lah situs2 nya, ditengah2 kebun teh lagi….dahsyatnya…. ditengah2 kebun teh terdapat banyak sekali gua Jepang, pengen masuk tapi karena batree senter terbatas, kita urungkan niat untuk masuk ke dalam Gua…

Disini kita makan2 lagi, makan Kripik lagi tentunya….enak to..hahaha, sesudah kenyang, kita mengisi air sebanyak2nya, karena perjalanan selanjutnya sulit sekali didapatkan air,,kemudia kita minta pamit untuk nglanjutin perjalanan, wes jan mung mampir sedilit tok ki neng kono….

Perjalan menanjak menyusuri kebun teh , sampe lagi di jalan yang tadi dilewati, qt ambil jalan naek, ,disela2 kebun teh ada stroberi hutan, lumayan buat seger2, hehehhe

Perjalan trus naekk dan naek, tantangan terberat gunung ini,,, host host host, menyusuri trek menanjak dan menyusuri batu2 besar, ditengah2 gunung terdengar sayup2 suara meriam. Maklum di lereng gunung ini juga merupakan tempat latihan militer katanya… Dengan kecepatan tinggi, q tancap gas aja deh, langsung menuju puncak, meninggalkan 3 teman dibelakang…hehehe, sory ya bro….
Hore akhirnya sampe juga di Puncak tertinggi gunung Ungaran (+-2090 mdpl po yo? Rada lupa)..walupun sedikit tertinggal Dini, Boni, mas Cahyo sampe juga di Puncak,,selamat buat mas Cahyo, dengan carrier seberat itu sampe juga dipuncak..hehehhe

Dipuncak udara sangat dingin dan kita cepat2 mendirikan tenda, dan masak2 dan makan2 KRIPIK TELO lagi tentunya.. haqhahah, dipuncak qt juga ketemu sama rombongan dari Salatiga,, wah rame ki puncak kaya pasar malem..ckckck ngak dink….. karena sudah terlalu lelah, kita Tidur wae lah, Walaupun udara Dingin menusuk tulang dan angina begitu kencang, tetap Tidur….ZZZzzztttt ZZZzzztttt

Hari ketiga

Waduh pagi ini, Qt disuguhi kabut yg begitu tebal, sunrise di puncak ngk klihatan bagus.. hiks hiks hiks, tak apalah tetap disyukuri….

Pagi ini menu apalagi ya yang dimasak,,makan2 lagi, kripik2 lagi…..sesudah kenyang dan tenda sudah kering, saatnya perjalan turun,,,,,, qt turun lewat jalur candi gedhong songo…… menyusuri hutan yang lebat dan banyak begonia…hahahha… begonia adalah tumbuhan yang menjalar dan batangnya enak buat dimakan, rasanya seperti blimbing wuluh, lumayan buat meredakan kehausan jika kehabisan air….tapi disarankan agar tidak banyak terlalu makan tumbuhan ini, karena dapat membuat perut mules….hahaha, sehabis hutan kita menyusuri kebun kolojono, panas e rek… air habis lagi tak ada begonia,,,host host ngelak tenan….

Disini kita sempat melihat orang yang bermain paralayang, mbok nunut yo…hahaha, wah jadi pengen mencoba naek paralayang ki…ada yang mau bayarin??????

Lanjut…dengan medan yang terus menurun sampelah kita di tempat wisata candi Gedong songo, lumyan masuk wisata candi Gratis…ckckkck

Yang paling memalukan adalah, karena mas gemboer bawa loncengan sapi,, kluntung kluntung kluntung kluntung, setiap orAng pada ngeliatin kita dikira kita ngingon sapi kali ya..hahahaha tapi tetep pede wae…hahaha


Kemudian kita keluar dari tempat wisata, dan membersihkan diri di masjid, lumyan bisa buang air kecil gratis…ckckck

Kemudian kita Ng*j*k lagi buat turun, dah capek je..hahahha, trus nunggo Colt menuju kota Ungaran lagi deh..back to the city ceritany,,, di kota mampir dulu di RM Padang, makan2 lagi, tapi kali ini tanpa keripik Telo, wes muntah makan Keripik Telo soale,,,hahaha

Sesudah perut kenyang kita pulang deh, naek Bus jurusan Jogja, dari Jogja kita naek bus jurusan Wates.. dan kembali ke rumah masing2…..

Eh ternyata Keripik Telonya masi 3 kantong plastic….hahaha, mau?????

Biaya perjalan : sekitar 70rb dah termasuk Ng*j*k + sekarung KriPik TeLO

By Weje Secret STR17

Kenangan STR17

PENDAKIAN GUNUNG UNGARAN 9 - 11 JULI 2007

Mas Gemboer, Mas Cahyo, Weje, Boni, Riska, Dini (6 kestria )

PENDAKIAN MERAPI 25 26 Desember 2007
 Mas Fidri, Weje, Dini, Riska, CHo-cho, Bianto, Farizal, Eko S, Ardian, Purbo
 
PENDAKIAN MERBABU 8-9 Juni 2008
Mas Fidri, Weje, Purbo, Pethul, Riska, Dini, Refvy, Bianto, Ardian, EkoS, farizal, Fery

Sekilas Info Gunung SLAMET

A. Selayang Pandang
Gunung Slamet merupakan gunung berapi tertinggi di Jawa Tengah atau tertinggi kedua di Pulau Jawa. Tinggi gunung ini mencapai 3,432 meter. Gunung ini memiliki beberapa kawasan hutan, seperti Hutan Montane, Hutan Dipterokarp Bukit, Hutan Ericaceous (Hutan Gunung), dan Hutan Dipterokarp Atas.

B. Keistimewaan

Gunung Slamet termasuk salah satu gunung di Indonesia yang populer dijadikan sebagai tujuan ekspedisi dan pendakian. Pendakian di Gunung Slamet terkenal cukup rumit. Di sepanjang jalur pendakian tidak ada air, kalaupun ada hanya terbatas. Jika pendaki melewati jalur Bambangan, masalah air biasanya dapat teratasi. Selain air, faktor rumitnya pendakian ditandai dengan kabut gunung yang sangat pekat dan berubah-ubah. Meski pendakian ke puncak Gunung Slamet dikenal cukup rumit, namun kondisi ini justru menjadi tantangan yang menarik bagi para pendaki. Semakin tantangannya berat, semakin asyik pula pendakian dilakukan.
Di kaki Gunung Slamet terdapat kawasan wisata yang cukup terkenal di Jawa Tengah, yaitu obyek wisata Batu Raden dan Pemandian Air Panas Guci. Obyek wisata ini sangat luas karena di dalamnya juga terdapat beberapa wisata lain yang juga menarik untuk dikunjungi, di antaranya Taman Botani, Curug Gede, Pancuran Pitu, Pancuran Telu, Wana Wisata, Telaga Sunyi, dan Taman Kaloka Widya Mandala.

C. Lokasi

 

Gunung Slamet terletak di barat laut Kota Purbalingga, dengan jarak sekitar 30 km. Gunung ini terletak di posisi 7°14,30‘ LS dan 109°12,30‘ BT. Keseluruhan kawasan gunung ini masuk ke dalam perbatasan lima kabupaten, yaitu Kabupaten Banyumas, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Brebes, dan Kabupaten Purbalingga, di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia.

D. Akses

 

Bagi pengunjung atau pendaki yang ingin mencapai puncak Gunung Slamet bisa melakukan pendakian melalui Grumbul Alur Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga. Pengunjung bisa menggunakan kendaraan roda empat atau roda dua untuk melakukan perjalanan dari Purwokerto hingga sampai di Bambangan. Perjalanan dimulai dari Purwokerto ke arah Purbalingga, dan dilanjutkan ke Bobotsari. Dari Bobotsari kemudian dilanjutkan ke arah Desa Penjangan dengan menggunakan kendaraan truk atau angkutan desa. Desa Penjangan merupakan desa terakhir yang hanya bisa dilalui kendaraan. Perjalanan dilanjutkan menuju Bambangan dengan berjalan kaki selama kurang lebih satu jam. Sesampainya di Bambangan terdapat pos penerangan dan pondok pemuda yang berfungsi sebagai tempat berkumpulnya para pendaki sebelum melakukan pendakian hingga ke puncak gunung. Perjalanan dari Bambangan hingga ke puncak Gunung Slamet dapat ditempuh dalam waktu sekitar 6 jam. Pendaki juga bisa memanfaatkan jasa warga setempat sebagai penunjuk jalan.
Di samping jalur standar ini (Bambangan), ada jalur-jalur pendakian lain yang juga bisa ditempuh, yaitu melalui Gunung Malang (Desa Serang) dan Batu Raden. Sepanjang perjalanan dari Gunung Malang hingga ke puncak Gunung Slamet terdapat sejumlah jalur dan pos pemberhentian, yaitu:
  • Gunung Malang–Pondok Gembiring (1 km)
  • Pondok Gembiring–Pondok Walang (0,5 km)
  • Pondok Walang–Pondok Cemara (0,5 km)
  • Pondok Cemara–Samarantu (1,5 km)
  • Samarantu–Sampang Rangkah (0,75 km)
  • Sampang Rangkah–Sampang Ketebon (0,6 km)
  • Sampang ketebon–Batur (0,9 km)
  • Batur–Sampang Jampang (0,3 km)
  • Sampang Jampang–Sampang Kredit (0,6 km)
  • Sampang Kredit–Plawangan (0,5 km)
  • Plawangan–Puncak (1 km, melalui Gua Slamet)

E. Tiket

Tidak dikenakan biaya masuk.

F. Akomodasi dan Fasilitas Lain

Di Grumbul Alur Bambangan terdapat tempat istirahat (tepatnya di pos penerangan) bagi pengunjung atau pendaki yang kelelahan dari perjalanan, dan akan melakukan pendakian hingga ke puncak gunung. Di pos penerangan ini juga terdapat sejumlah petugas jaga yang merangkap sebagai pemandu pendakian. Jika para pendaki ingin berkemah di tengah perjalanan, mereka perlu meminta ijin kepada petugas Pesanggrahan Perhutani Serang (Bambangan). Di bagian agak lebih tinggi lagi, terdapat sebuah pondok besar yang bisa dimanfaatkan sebagai tempat untuk menginap.
(Happy Susanto/wm/15/03-08)

Pecinta Alam VS Penggiat Alam

“Jika ingin mengubah negara untuk kegiatan – kegiatan yang sulit tentang persoalan kebijakan politik, pencinta lingkungan menjadi sumber kekuatan dengan apa saja dapat dilakukan. Jika anda ingin mempunyai negara untuk kepentingan ekonomi, pikirkan diri anda dan generasi anda yang akan datang, saya yakin anda dapat melakukannya“
(Gerlorfd Nelson dalam Catalyst Conference Speech University of Illionis, 1990)

Pencinta alam di Indonesia saat ini belum dirasakan sebagai salah satu akar gerakan lingkungan, terbukti dalam korelasinya saat ini dengan menjamurnya perhimpunan pencinta alam seiring pula dengan kerusakan yang tidak terkendali. Dimanakah letak penyimpangan ini karena keberadaan pencinta alam dalam tataran yang ideal dapat menumbuhkembangkan generasi yang peduli lingkungan. ini patut dikembangkan baik dalam pola gerakan maupun pengembangan organisasinya. Namun dalam tataran real tidak bisa di bedakan antara pencinta alam dan penggiat alam terbuka karena keduanya hampir tidak bisa dibedakan mana yang penggiat dan mana pencinta alam

Model gerakan lingkungan yang berasal dari pencinta alam pada periode kelahirannya lebih menekankan pada kecintaan terhadap alam yang diwujudkan dengan naik gunung, camping, pelatihan konservasi, dan penghijauan di lereng-lereng gunung. Selain kecintaan terhadap alam, mereka ornop dan sebagian pencinta alam masih terkonsentrasi pada model pembangunan. Karena mereka masih meyakini kebenaran model pembengunan berkelanjutan dengan standar kemajuan ekonomi yang sesungguhnya menimbulkan dampak.

Simpulan Paradigma

Dua nama, pencinta alam dan penggiat alam terbuka seolah-olah merupakan satu kesatuan utuh yang tidak bisa di pisahkan antara keduanya. Namun kalau dilihat secara etimologi kata dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia akan nampak kelihatan bahwa keduanya tidak ada hubungan satu sama lainnya.

Dalam KBBI, pecinta (alam) ialah orang yang sangat suka akan (alam), sedangkan petualang ialah orang yang suka mencari pengalaman yang sulit-sulit, berbahaya, mengandung resiko tinggi dsd. Dengan demikian, secara etimologi jelas disiratkan dimana keduanya memiliki arah dan tujuan yang berbeda, meskipun space, ruang gerak aktivitas yang dipergunakan keduanya sama, alam.

Dilain pihak, perbedaan itu tidak sebatas lingkup “istilah” saja, tetapi juga langkah yang dijalankan. Seorang pencinta alam lebih populer dengan gerakan enviromentalisme-nya, sementara itu, petualang lebih aktivitasnya lebih lekat dengan aktivitas-aktivitas petualangan seperti pendakian gunung, pemanjatan tebing, pengarungan sungai dan masih banyak lagi kegiatan yang menjadikan alam sebagai medianya.

Belakangan, berlahiran kelompok-kelompok yang mengatasnamakan dirinya sebagai “Kelompok Pecinta Alam, (KPA)”. Namun, keberadaaan mereka belum mencirikan kejelasan arah gerak dan pola pengembangan kelompoknya. Jangankan mencitrakan kelompoknya sebagai pecinta alam, sebagai petualang pun tidak. Aktivitas mereka cenderung merupakan aksi-aksi spontanitas yang terdorong atau bahkan terseret oleh medan ego yang tinggi dan sekian image yang telah terlebih dulu dicitrakan oleh KPA-KPA lain, dengan demikian banyak diantara para “pencinta alam” itu cuma sebatas “gaya” yang menggunakan alam sebagai alat.

Pencinta alam dunia dengan gerakan enviromentalisme yang berjuang keras dalam menjaga keseimbangan alam ini patut kita contoh sebagai satu gerakan untuk masa depan, kini yang sering ditanyakan ketika kerusakan alam di negeri ini semakin parah dimanakah pencinta alam, begitupun dengan para petualang yang menggunakan alam sebagai medianya. Bahkan Tak jarang aktivitas mereka berakhir dengan terjadinya tindakan yang justru sangat menyimpang dari makna sebagai pecinta alam, misalkan terjadinya praktek-paktek vandalisme. Inilah sebenarnya yang harus di kembalikan tujuan dan arahnya sehingga jelas fungsi dan gerak merekapun bukan hanya sebagai ajang hura-hura belaka.

Sebuah harapan untuk mengembalikan keseimbangan alam ini supaya terhindar dari terputusnya sistem dalam kehidupan ini bukan tanggung jawab pencinta alam atau penggiat alam terbuka saja tapi tugas kita semua sebagai mahluk penghuni bumi dan dua arah yang berbeda dapat bersatu untuk menciptakan kelestarian alam ini khususnya lingkungan hidup.

Aktivis lingkungan hidup dunia dengan gerakan cinta lingkungannya akan lebih berarti tindakannya dengan dukungan dari para pencinta alam yang ada di negeri ini. Dalam perbedaan pola fikir dan arah gerak pencinta alam dengan penggiat alam terbuka terdapat kesamaan pula dengan media yang sama untuk itu bukanlah suatu kemustahilan keduanya bersatu untuk masa depan lingkungan hidup Indonesia sehingga terciptanya lingkungan hidup yang seimbang, stabil dan bermanfaat bagi kehidupan sekarang dan masa depan.

Sebuah peringatan kepada kemanusiaan yang diterbitkan oleh 1.575 ilmuwan dari enam puluh sembilan negara yan mengikuti Konverensi Rio tahun 1992 perlu kita ketahui sebagai sebuah awal penyadaran untuk lingkungan hidup ini.

“Peringatan ” itu berisi bahwa umat manusia dan alam berada pada arah yang bertabrakan. Kegiatan manusia mengakibatkan kerusakan besar pada lingkungan dan sumber daya yang sangat penting yang seringkali tidak dapat di pulihkan. Jika tidak dikaji, banyak dari kegiatan kita skang yang ini menempatkan masa depan pada keadaan yang sangat beresiko, sehingga kita menghadapi realitas masyarakat manusia dan alam tumbuhan dan hewan dan mungkin juga dunia tempat kita hidup ini berubah sedemikian rupa, sehingga tidak dapat lagi mendukung kehidupan menurut cara yan kita kenal. Perubahan fundamental adalah urgen jika kita ingin menghindarkan benturan dalam arah perjalanan kita yang sekarang ini terjadi.(” World scientist Warning to Humanity “) , Pernyataan siaran pers diterbitkan 18 November 1992 oleh The Union of Concerned Scientist.) “

Ancaman yang menempatkan alam dan penghuninya (manusia maupun bukan manusia) berada dalam bahaya ini patut kita ketahui bersama tentang konsekuensi dari berbagai kegiatan yang dilakukan oleh umat manusia sebagai penghuni bumi ini.

Enviromentalisme dan gerakan lingkungan

sebelum melangkah lebih jauh melihat gerakan lingkungan baiknya kita tinjau masalah lingkungan. Masalah masalah lingkungan hidup seringkali tidak menjadi prioritas yang tinggi dan seringkali menjadi sub agenda dengan demikian akhirnya larut dan tenggelam dalam tema-tema kampanye yang lebih luas dan abstrak. sementara itu gerakan lingkungan atau dsebut juga enviromentalisme yaitu suatu faham yang menempatkan lingkungan hidup sebagai pola dan arah gerakannya. Bagi sebagian pihak enviromentalisme mungkin asing karena enviromentalisme dianggap sebagai gerakan yang membahayakan orde pada waktu itu (orde baru) terutama dalam menentukan kebijakan yang berkaitan dengan ekploitasi hutan. Organisasi non politik yang concern pada lingkungan pada masa itu pun di arahkan langsung oleh Emil Salim waktu itu menjabat Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup untuk tidak mengikuti taktik Green Peace ataupun The German Green yang bisa masuk mengkritisi setiap kebijakan pemerintah yang tidak memperhatikan dampak lingkungan hidup terhadap alam ataupun masyarakat.

Sedangkan gerakan lingkungan hidup menurut literatur sosiologi istilah “gerakan lingkungan hidup” digunakan dalam tiga pengertian yaitu pertama sebagai penggambaran perkembangan tingkah laku kolektif (collective behavior). Kedua, sebagai jaringan konflik-konflik dan interaksi politis seputar isu-isu lingkungan hidup dan isu-isu lain yang terkait. Ketiga, sebagai perwujudan dari perubahan opini publik dan nilai-nilai yang menyangkut lingkungan.

Di Indonesia istilah gerakan lingkungan hidup di pakai dalam konsorsium : “15 tahun Gerakan Lingkungan Hidup : Menuju Pembangunan Berwawasan Lingkungan”. Yang di selenggarakan oleh kantor Meneg Kependudukan Dan Lingkungan Hidup di Jakarta, 5 Juni 1972.

Denton E Morrison mengusulkan bahwa yang di sebutkan gerakan lingkungan hidup sesungguhnya terdiri dari 3 komponen yaitu komponen pertama, the organized or voluntary enviromental movement ( gerakan lingkungan yang terorganisir atau gerakan yang sukarela ) termasuk dalam kategori ini adalah organisasi lingkungan seperti Enviromental Devense Fund, Green Peace atau di Indonesia ada WALHI Jaringan Pelestarian Hutan “SKEPHI”. Komponen kedua, The public enviromental movement (gerakan lingkungan publik ) adalah khalayak ramai yang dengan sikap sehari-hari dalam tindakan dan kata-kata mereka menyatakan kesukaan mereka terhadap ekosistem tertentu, pola hidup tertentu serta flora dan fauna tertentu. Komponen ketiga The Institusional Enviromental Movement (gerakan lingkungan terlembaga ) ini sangat menentukan dalam negara negara berkembang dimana peranan negara sangat dominan dan peranan aparat-aparat birokrasi resmi mempunyai kewenangan hukum (yuridiksi) terhadap kebijakan umum tentang lingkungan hidup atau yang berkaitan dengan lingkungan hidup sebagai contoh di Amerika ada Badan Perlindungan Lingkungan ( EPA – Enviromental Protection Agency), Dinas Pertamanan Nasional ( National Park Service) padanannya di Indonesia adalah Kantor Meneg KLH, DEPHUT.

Komponen gerakan lingkungan terlembaga ini penting untuk di amati sendiri ambilah contoh keberhasilan EPA dalam mengendalikan polusi air dan udara misalnya di pengaruhi kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi, kebijaksanaan luar negeri serta ketersediaan sumber-sumber energi

Hakikat gerakan lingkungan menurut Buttel dan Larson mempunyai beberapa manfaat, pertama struktur gerakan lingkungan di setiap negara yakni hubungan diantara tiga komponen itu bisa berbeda-beda dan ini membawa variasi yang cukup berarti di antara paham lingkungan (enviromentalism) negara-negara itu. Kedua, taktik dan ideologi gerakan lingkungan terorganisir di suatu negara dapat di lihat sebagai hasil interaksi diantara komponen – komponen kelas negara itu satu pihak, dan kelompok-kelompok kepentingan (interces group) dilain pihak.

Epilog

Perubahan paradigma dalam tubuh pencinta alam bukan sebuah kemustahilan untuk berubah dan seimbang dengan kegiatan kegiatan alam terbuka yang biasa di gelutinya. Tidak menutup kemungkinan sebuah gerakan radikal untuk masalah kesadaran lingkungan terwujud dalam satu koridor gerakan lingkungan karena masalah lingkungan adalah masalah bersama yang membutuhkan kerjasama dari setiap stake holder pelaku,pemerhati dan aktivis yang bergerak atasnama lingkungan

Dalam konteks gerakan lingkungan, maka tantangan semakin yang semakin besar di masa mendatang mengharuskan kita untuk melakukan reposisi gerakan lingkungan menjadi gerakan sosial, karena ini adalah satu-satunya jalan untuk menghadapi dominasi pasar dan globalisasi

Oleh: Odang Erik Rodiana

slideku

 
Free Website templatesfreethemes4all.comLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesFree Soccer VideosFree Wordpress ThemesFree Web Templates